Review Buku: Ya, Rabbi Izinkan Kami Memiliki Buah Hati.

RABBI IZINKAN KAMI MEMILIKI BUAH HATI

Sebuah Penantian yang Diiringi dengan Ikhtiar, Do'a, dan Tawakal
Kisah Inspiratif Based on True Story
Kayla Mubara danTim eL Hidaca

Editor: Dian Arta Dina Ratu
Cetakan pertama, Juli 2018
Tinta Medina, Creative Imprint of Tiga Serangkai

258 halaman
ISBN 9786025731174

***

Dan Aku pun Masih Menantikannya

Ketika masih lajang orang-orang kerap bertanya, "Kapan nikah?" Saat sudah menikah, orang-orang masih mengajukan pertanyaan dengan kalimat yang berubah, "Kapan punya anak?"

Sungguh pertanyaan itu mudah diucapkan, tetapi jawabannya sulit ditemukan.

Bukankah takdir rahasia Tuhan?

Menikah dan memiliki momongan, semua di luar kuasa manusia. Cepat atau lambat terjadinya, semua berasal dari penempaan-Nya agar seorang hamba bertambah takwa.

Rabbi, Izinkan Kami Memiliki Buah Hati adalah upaya mengabadikan kisah berdasarkan pengalaman nyata. Betapa beragamnya upaya dan hikmah itu mewarnai hidup.

Hadirnya buku bercover pink ini semoga memberi arti bagi yang sudah bosan dengan pertanyaan-pertanyaan "memiliki anak" sehingga merasa tidak sendiri. Kisah dari keluarga yang mungkin tidak dikenal, bisa jadi memiliki cerita lebih pilu, menyedihkan atau lucu.

Hidup yang terlalu sebentar, sangat disayangkan jika diwarnai dengan rutukam serta menyalahkan diri sendiri yang berujung pada menyalahkan takdir.

***

Rabbi, Izinkan Kami Memiliki Buah Hati berisi untaian kesabaran akan ketidakhadiran keturunan yang dinanti-nanti. Kisah yang berbalut luka, kesedihan, keikhlasan, kesungguhan, hingga kebahagiaan ini diharapkan mampu menyelimuti batin setiap pembaca. (halaman viii)

Buku ini hadir dengan kisah-kisah yang berasal dari kejadian nyata. Kedua belas cerita yang disajikan merupakan catatan para pasangan yang menginginkan memiliki anak. Adapun cerita yang ketiga belas menjadi pamungkasnya, mengisahkan tentang kepergian bayi dalam kandungan. (halaman x)

Buku ini memuat 99 Asmaul Husna dan 13 sajak sebagai pembuka kisah. Ada juga 13 hadits dan ayat Al Qur'an yang menjadikannya semakin berwarna disamping 13 motivasi di akhir setiap kisahnya.

AllahuAkbar!!! Entah do'a siapa yang dikabulkan-Nya. Aku yakin bahwa inilah jawaban dari shalat Istikharahku tempo hari. (halaman 13)

Motivasi agar Ikhlas dan Sabar (halaman 17)

Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya? Tiga kali aku mengalami hal yang serupa. Keguguran sebelum janin itu genap berusia dua bulan. Dokter berkata bahwa aku kelelahan dan mungkin stres karena terbebani dengan keinginanku sendiri. Saat itu aku benar-benar mulai putus asa. (halaman 31)

Motivasi agar Optimis dan Berprasangka Baik kepada Allah (halaman 39)

Tidakkah mereka tahu bahwa perkataan itu begitu menyakitkan batinku?

Apakah mereka tidak tahu apa yang mereka katakan itu dapat memicu keretakan rumah tangga yang selama ini kami bina?

Aku sangat bersyukur ketika menyadari bahwa Allah memberi kami kesabaran cukup besar sehingga perkataan orang tersebut tidak sedikit pun memengaruhi keutuhan rumah tangga kami. (halaman 51)

Motivasi agar Tidak Berputus Asa dari Rahmat Allah (halaman 57)

"Nggak apa-apa. Banyak kok teman Mas yang nikah sambil kuliah. Mas mau ambil cuti dulu sambil menabung. Biaya semester akhir itu nggak sedikit, Dik. Mas kan sudah berkeluarga, jadi ya mesti cari biaya sendiri, bukan tanggungan orang tua. Sudah, Adik santai saja. Adik jangan kerja. Jagain calon anak kita, ya?" (halaman 74)

Motivasi agar Tetap Bertahan msekipu Buah Hati Belum Hadir (halaman 77)

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, saat kakak ipar melahirkan, saya ikut meminum jamunya dan ikut pijat ke dukun bayinya sembari diberi wejangan ini itu. Katanya, ikut meminum jamunya dapat menularkan kehamilan. Saya tidak percaya tapi terpaksa melakukannya.

Ampuni bila jalan ini keliru, ya Allah. (halaman 101)

Motivasi agar Mampu Menghadapi Cibiran (halaman 104)

Tiga hari suamiku terbujur diam. Dia masih bernapas, tetapi tidak bergerak sedikitp pun. Aku hanya mampu memasrahkan semua ini kepada Tuhan sembari terus berdo'a untuknya. Aku menangis di pangkuannya, melafalkan kalimat-kalimat tayibah. Tiba-tiba napasnya tersengal. Aku bingung, tapi mulutku tak henti-hentinya melafalkan do'a. Hingga tepat jam 12 siang, dia menghembuskan napas terakhirnya. (halaman 120)

Motivasi agar Setia kepada Pasangan (halaman 122)

Ketika menggendong bayi mungil itu, ada rasa rindu yang membuncah lebih dari keinginan bersuami. Aku coba sembunyikan kesedihan itu, malu bila gengsiku selama ini terbaca. Gengsi mengakui bahwa aku harus bersyukur bisa menikah dengan Putra. Di sisi lain, kehadiran anggota baru itu membuatku cemburu. Sungguh menguras hati dan pikiran. Perasaan sangat berdosa menghantui karena selama ini aku melayani Putra ala kadarnya.

Aku telah durhaka! (halaman 136)

Motivasi Menanti Buah Hati (halaman 140)

Pada satu purnama usai pernikahan kakak, the amazing stick menunjukkan setrip berwarna merah. Bukan, itu bukan untukku, melainkan untuk kakakku. (halaman 153)

Motivasi agar Tetap Tegar dan Selalu Berbaik Sangka kepada Sang Pencipta (halaman 159)

Aku tidak tahu harus berkata apa. Hal ini pasti berat baginya. Tekanan-tekanan dari berbagai pihak sudah tentu menyiksa batinnya, terutama ibuku. Sudah sejak lama Ibu menyuruhku untuk menceraikan Sarah, tetapi aku selalu menolak. Apa pun alasan yang kuberikan tidak pernah menghentikan niat Ibu. Ada saja pasal yang digunakan. Entah itu, rahim Sarah yang tidak subur, dikatakan mandullah, berpenyakitan dan takkan mampu memiliki anak, atau badan Sarah yang notabene berukuran kecil dan tidak terlalu tinggi hingga membuatnya susah mengandung, juga pernah disinggung. Mana ada alasan seperti itu? Kalaupun benar, aku takkan menyesali keputusan menikahi Sarah. Dia adalah perempuan yang baik hati dan menyenangkan. Bagiku itu sudah cukup. (halaman 169)

Motivasi agar Selalu Tabah Menghadapi Badai Pernikahan (halaman 179)

Lengkap sudah kebahagiaan ini. Di usiaku yang lebih dari 40 tahun, putraku lahir dengan selamat melalui persalinan normal. Tiga orang anak telah hadir menghiasi hidup ini. Allah sungguh Maha Pemurah.... (halaman 198)

Motivasi agar Berpasrah Diri kepada-Nya (halaman 200)

Suamiku kaget mendengar nada bicaraku meninggi, lalu segera menjawab pertanyaanku, "Kamu jangan mikirin yang nggak-nggak. Mas nggak akan menceraikan kamu. Apa selama ini aku pernah memintanya? Dan soal kita belum memiliki anak, aku yakin itu kehendak Allah.... (halaman 216)

Motivasi saat Menanti Buah Hati (halaman 218)

Aku merekam semua yang dikatakannya. Menurut hasil pemeriksaan, aku langsung hamil setelah menikah. Darah yang keluar selama ini adalah pendarahan. Kandunganku dinyatakan lemah.... (halaman 232)

Motivasi Pengantin Baru dalam Menanti Buah Hati (halaman 235)

Rabb, bersamai diri ini dalam fase-fase tersulit dalam hidup.

Sejenak air mata itu terhenti, kembali terngiang perkataan dokter radiologi di laboratorium Kamis sore," Sudah tidak ada detak jantung sama sekali." (halaman 243)

Motivasi agar Ikhlas Menerima Ketetapan Allah (halaman 252)

***

Buku ini adalah buku kisah inspirasi based on true story. Buku memuat tulisan pertama dari event pertama yang saya ikuti. Sekitar, bulan Desember 2016, saat saya hamil  anak pertama dalam usia kandungan 9 bulan. Event menanti buah hati yang digawangi oleh Mbak Kayla Mubara, sahabat lama saya.

Setelah melalui proses yang begitu panjang, Alhamdulillah buku ini bisa terbit mayor. Perjuangan memang sangat membutuhkan kesabaran hingga menemukan kebahagiaannya. Sejak event pertama itu saya semakin bersemangat untuk menulis dan menulis hingga saat ini.

Yang sangat mengherankan dari buku ini adalah meskipun saya menulis kisah sendiri, tapi ketika membacanya kembali di buku pink ini, haru itu masih juga hadir. Saya butuh beberapa helai tisu untuk menyeka pipi saya yang setiap kali basah. Pun juga ketika merampungkan semua kisah sampai akhir, saya benar-benar menangis. Seolah-olah terhanyut masuk ke dalam kisah saat itu.

Yakin, nih nggak penasaran ingin membacanya juga?

Buku ini sudah bisa dijumpai di Toko Buku dan Gramedia setempat. Jika ingin segera memiliknya tanpa perlu repot pergi kemana-mana, bisa kontak langsung penulisnya atau bisa juga lho pesan ke saya. Saya tunggu ya di bettyirwanti@gmail.com atau FB, Betty Irwanti Joko. Terimakasih.

****

Rumah Clever, Cilacap, 31 Agustus 2018: 12.12.
Ibu Jesi.

Betty Clever
Betty Clever Lifestyle Blogger

3 komentar untuk "Review Buku: Ya, Rabbi Izinkan Kami Memiliki Buah Hati."

  1. Wah selanat ya mba, udaa punya buku antalogi, terbit mayor pula. Semangat menulis lagi mbaa,...

    BalasHapus
  2. Subhanallah, cerita2 dalam bukunya sangat inspiratif ya 🤗 Salut untuk semua pasangan yang menanti garis dua.

    BalasHapus