REVIEW NOVEL PERGI TERE LIYE

Review lagi, yess

______

PERGI
Sekuel Novel PULANG
Tere Liye

Penerbit Republika
Editor Triana Rahmawati
Cetakan kedua, April 2018

ISBN 9786025734052

Pergi.
Sebuah kisah tentang menemukan tujuan, kemana hendak pergi, melalui kenangan demi kenangan masa lalu, pertarungan hidup dan mati, untuk memutuskan kepada langkah kaki akan dibawa. Pergi.

Buku ini mempunyai ketebalan 455 halaman dengan 31 judul cerita yang membagi buku menjadi bab yang sambung menyambung. Ada juga epilog di bagian akhirnya.

Buku ini sangat menarik sebab menggunakan beberapa istilah dalam bahasa asing, khususnya bahasa Spanyol, bahasa daerah Sumatera barat, bahasa Indonesia tentu saja dan bahasa Inggris.

Keunikan lainnya adalah buku ini mengajak kita berpetualang ala orang dewasa, tidak lagi seperti anak remaja. Ini buku petualangan dunia nyata. Petualangan seorang Tauke Besar Keluarga Tong, salah satu penguasa dunia SHADOW ECONOMY.

"Encantada de conocerte, senang bertemu denganmu Bujang. Bujang a.k.a also known as Babi Hutan a.k.a Agam." (halaman 11)

Saat seseorang bernama Agam, yang dijuliki si Babi Hutan harus mencari jati diri dan kejelasan tentang masa lalu ayahnya, Samad. Dia harus berhadapan dengan berbagai fakta dan cerita yang akhirnya harus bermuara pada pertanyaan, kemana keluarga Tong akan membawanya pergi. Bahkan untuk sebuah keluarga, semua sudah termiliki.

Kehidupanmu berada di persimpangan berikutnya Agam. Dulu kamu bertanya tentang definisi pulang dan kamu berhasil menemukannya, bahwa siapa pun pasti akan pulang menemui hakikat kehidupan. Kamu akhirnya pulang menjenguk pusara bapak dan mamakmu, berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan. Tapi lebih dari itu, ada pertanyaan penting yang menunggu dijawab. Pergi. Sejatinya, ke mana kita akan pergi setelah tahu definisi pulang tersebut? Apa yang harus dilakukan? Berangkat ke mana? Bersama siapa? Apa kendaraannya? Dan ke mana tujuannya? Apa sebenarnya  tujuan hidup kita? Itulah persimpangan hidupmu sekarang, Bujang. Menemukan jawaban tersebut. Kamu akan pergi kemana, Nak? (halaman 86)

Apakah hanya ambisi tak berkesudahan untuk menguasai dunia ini? Menuruti hawa napsu saja?

"Maka semoga kamu tidak lupa akan hal itu, Bujang. Tetaplah membumi."  Salonga meluruskan kakinya. (halaman 173)

Buku ini sarat perdebatan antara dunia gelap dan dunia terang di sisi kehidupan Agam. Dia bukan hanya seorang anak keturunan dari Tuanku Imam sang pemuka agama tetapi juga merupakan orang kepercayaan sebuah keluarga bandit besar.

Buku ini akhirnya berending tak terduga, Agam menyerahkan kekuasan pada orang yang seharusnya berkuasa. Basyir. Yang selama ini dianggap sebagai pengkhianat.

Agam pun akhirnya bertemu dengan suadara tirinya yang bernama Diego. Dia adalah anak pertama ayahnya dari seorang perempuan berdarah Spanyol bernama Catrina. Diego juga punya keahlian yang hampir sama dengan Agam.

Aku menghela nafas perlahan. Aku tahu percakapan ini sia-sia, tidak akan ada yang bisa membelokkan ambisi Diego, dia membenci seluruh keluarga shadow economy. Malam ini aku memang bukan lagi anggota Keluarga Tong. Bukan lagi Tauke Besar, tapi jalan yang kupilih terbentang penuh tantangan.
Tapi aku aku tahu kemana aku akan pergi sekarang. (halaman 455).

***

Aku selesai menulis pesan untuk Mbak Bela, tentang review novel yang aku baca. Dia pasti kaget. Secepat inikah adiknya membaca dan mereview kan isinya. Jika barangkali kali ini tidak detail, ini karena mataku yang hampir tidak kuat. Sudah sangat mengantuk tapi aku paksa. Aku meminum kopi dan membuat beberapa roti bakar tengah malam tadi. Itu yang membuatku kuat bertahan sampai sejauh ini.

Aku tidak hebat sama sekali. Yang hebat adalah penulis buku ini. Penulis buku ini sangat luar biasa.

Penulis buku ini sangat luar biasa, seluarbiasa setiap tulisan yang hadir dalam setiap karyanya. Sangat butuh riset untuk membuat buku ini, sebab tidak mungkin istilah-istilah yang begitu asing, begitu update around the world dengan perkembangan jaman hanya dimengerti dan diketahui tanpa sebuah penelitian.

Setidaknya itu yang ada dibenakku sekarang. Bahkan aku rela untuk tidak tidur semalaman nih demi menuntaskan membacanya. Hanya saja seharusnya aku baca novel PULANG nya dulu baru PERGI. Tapi ya tidak apa lah. Ini mengingatkanku saat kemarin membaca novel Komet dulu baru Ceros dan Batozar. Seharusnya Ceros dan Batozar dulu baru Komet.

Ah, sudahlah. Yang penting aku bersyukur bisa membaca buku karya penulis hebat. Semua bukunya sarat pesan bermanfaat.

****

Rumah Clever, Cilacap, 24 Agustus 2018, 23.36.
Ibu Jesi.

Betty Clever
Betty Clever Lifestyle Blogger

2 komentar untuk "REVIEW NOVEL PERGI TERE LIYE"