SHE IS MY LOVE

Ini tulisan fiksi untuk menjawab tantangan ketiga One Day One Post Batch 6

*

SHE IS MY LOVE

Mungkin aku gila. Bagaimana bisa aku mencintai perempuan yang jelas-jelas statusnya berbeda. Aku tak bisa berharap balasan darinya. Apakah seikat bunga yang kutaruh di meja kerjanya berhasil membuat debaran hatinya merona? Ataukah mungkin secarik kertas bertulisan tanganku telah dibacanya? Aku tak tahu. Aku hanya mencintainya. Aku juga menyukai setiap karyanya. Meski aku tak tahu mungkin dia sama sekali tak akan menduga, ada orang yang diam-diam suka dan sayang padanya.

“Abang Rapi yang rapi, aku pesan gorengannya ya. Rp. 10.000,- saja,” ujarnya di suatu pagi. Aku tersenyum, langsung sigap memasukkan aneka gorengan ke dalam bungkusnya, kemudian menyerahkannya. Sudah sering She ucap kata itu padaku. She sering salah sebut namaku dengan sebutan itu, sebenarnya Rafi, bukan Rapi. Dia sering memuji kerapianku. Aku memang terbiasa berpenampilan bersih, meski aku menggelar lapak di pinggir jalan. Dibanding semua pegawai di kantornya mungkin aku lebih mirip OB yang berseragam dengan sepatu bertali, sama sekali tak setara dengan She, tentu saja. Bagaimana mungkin aku akan rapi selalu, bersahabat dengan panas dan minyak tak pernah usai sepanjang hari. Tempat ini panas yang selalu membuatku berpeluh.

“Abang ganteng, kamu cakep deh” ujarnya padaku di suatu siang. Aku tersipu. Banyak memang yang berkomentar begitu. Kata mereka, hidungku mancung, tubuhku ramping. Pagi ini aku membalut tubuhku  dengan kaos berlengan dan berkerah, rambut pendekku juga tersisir setiap pagi. She seperti sudah sangat mengenaliku. Bahkan aku acapkali kalah teliti dengannya. Dia sering menemukan sesuatu yang menarik dariku, meski hanya soal merek baju yang kupakai atau merek parfum yang membuatku berpenampilan selalu wangi.

“Bang, aku cantik tidak?” kalimat itu diucapkan teman wanitanya di suatu pagi. Ada She duduk di sebelahnya. Ah aku tidak percaya. She jelas berbeda. Dia pemalu. Tidak mungkin dia akan bertanya dengan kalimat yang sama padaku. Jelas-jelas aku melihat garis kecantikan di wajahnya yang ayu.

**

Aku setiap hari bertemu dengan She. Coba saja dia yang menanyakan kalimat itu padaku. Aku akan menjawabnya dengan rangkaian kata, "She, kamu cantik. Sama cantiknya seperti model baju yang setiap hari digambar dan dibuatnya. Aku sering menatap gaun yang dipajang di etalase butiknya dari pinggiran jalan, tempatku menjual dagangan.

“She cantik, aku ingin menikahimu,” aku mendengar lelaki di sebelah She berbicara dengan She suatu siang. Kebetulan aku mengantarkan pesanan She, sesuai dengan pesanannya di telepon, tadi. Siapa lelaki ini? Lelaki dengan potongan gaya orang kaya, memakai jas apik nan rupawan yang pernah di pajang di etalase depan sana. Sayup-sayup kudengar jawaban She," Sudah berapa kali Abang katakan itu padaku, bahkan sejak saat kau mau melamarku. Kita kan sebentar lagi akan menikah, Bang!"

Perkataan She mengejutkanku, Ya Tuhan inikah kenyataan yang harus kuhadapi. Aku limbung, kepalaku penuh kunang-kunang.

Aku mencoba membuka mataku.

“Bang, apakah Abang sudah sadar?" She menepuk-nepuk mukaku. Aku hanya mengangguk pelan. Menyadari kenyataan bahwa dia segera akan menjadi milik orang, ternyata sangat menyedihkan. Bahkan menggoncangkan jiwa dan ragaku.

"Tidak apa kok, She. Aku hanya belum sarapan.” jawabku padanya sambil berusaha mengangkat badan. Lelaki di sebelahnya membantuku berdiri.

Siang ini aku harus benar-benar melupakan She, meskipun aku adalah seseorang yang menyimpan kekaguman dan rasa cinta padanya.

She adalah cintaku. Cintaku yang tidak harus kumiliki.

***

#TantanganODOP3 #onedayonepost #odopbatch6 #fiksi

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#day24

#514kata
#CleverStory
Rumah Clever, Cilacap, 24 September 2018: 13.31.
Ibu Jesi.

****

Betty Clever
Betty Clever Lifestyle Blogger

10 komentar untuk "SHE IS MY LOVE"