MELIRIK ACARA PENUTUPAN ASIAN GAMES 2018

MELIRIK ACARA PENUTUPAN ASIAN GAMES 2018

Melirik? Kenapa aku menggunakan kata itu, bukan kata yang lain? Yang setidaknya lebih menarik. Ah, tidak. Lagi-lagi aku belum bisa move on dari dunia kata yang sedari kemarin menjebakku.

Jadi, inspirasinya begini.

Sepanjang hari libur ini, BJ (Bebi Jesi, babyku) itu sedang ingin sekali dimanja oleh kedua orang tuanya yang sedang off kerja. Mungkin dia kangen ya, sebab seminggu ayah ibunya tak selalu bisa ada di sampingnya.

Entah kenapa sedari pagi, BJ itu juga tidak mau diajak jalan kemanapun. Padahal ada agenda antar buku ke rumah teman ayah yang lumayan jauh. BJ malah tertarik nonton VCD Omar dan Hana. Ayah Jose, setia menemaninya. Aku, sejak bangun tidur sudah jadi chef dan nginem sepanjang pagi.

Biasanya dia paling suka naik sepeda motor, terutama jika sama embah kakungnya. Eh, kali ini BJ sama sekali tidak mau. Embah kakungnya mau pergi ke Pasar Kawunganten yang jaraknya 6 km dari Rumah Clever, nggiling daging sapi. Tetap BJ tak mengalihkan pandangan, apalagi melirik. Matanya lurus ke layar TV, fokus.

Gerakannya tidak jauh-jauh dari depan layar kaca itu, di ruang keluarga di dalam rumah. Oke baiklah, sayangku BJ. Ayah ibu akan menurutimu. Mungkin ini pesan darimu menjelang musim hujan yang sebentar lagi tiba, supaya ketika ianya hadir. Kamu tak merajuk lagi minta main di luar. Lebih aman di rumah.

Hari ini memang mendung menggelayut, jadilah makan yang seger-seger mestinya sedap juga ya. Asyik, gayung bersambut. Embah utinya BJ, bikin bakso setelah embah kakungnya pulang. Sekitar jam sebelas siangan, bakso is ready. Eh, tapi ternyata embah kakung lupa belum beli saos sambal botolan. Oke deh, bujuk rayu kita keluarkan lagi. Meski sebentar, akhirnya BJ mau diajak jalan untuk membeli saos sambal di toko dekat sekolahan.

Singkat cerita, BJ makan bakso tapi hanya dengan kecap saja dibantu ayahnya. Aku? Aku makan bakso lah, ngapain lagi. Aku makan bakso di dekat BJ, karena dia manggil-manggil terus kalau salah satu dari orang tuanya tidak ada.

Nah pas lagi nyuapin, BJ itu mondar-mandir tidak karuan. OMG, memang begini aktivitas baby yang umurnya mau dua tahun sebentar lagi, tidak bisa diam barang semenit saja. Pada menit entah keberapa, ayah itu tiba-tiba melirikku. Aku nyengir kuda.

"Kenapa, Ayah melirik?" tanyaku.
"Lah, masa kon melorok! Nanti dikira aku marah." jawab ayah.
"Lho, ya bukan maksude kaya gue lho." aku bicara dalam logat NGAPAK, dialek asli wong Cilacap.

Kenapa setelah kata melirik itu diucapkan oleh suamiku, aku jadi tertarik untuk membahasnya.

"Aduh, gini lho Yah. Kebetulan kemarin aku baru mbahas kata-kata yang kaya begituan noh. Mirip sama melirik. Tulis. Sulit. Baper. Caper. Nah, kenapa sekarang ada lagi. Melirik? Kenapa sekarang aku jadi kepikiran melorok?"

Suamiku masih asyik nyuapin BJ. Aku sendiri asyik mikirin, MELIRIK, MELOROK, BRINTIK, BRONTOK. Eh, hehehe.

Melirik, hanya menggunakan ujung mata untuk melihat apa yang membuat penasaran. Sementara melorok, itu bahasa Jawa ya. Maksudnya melihat dengan mata membulat, atau mudahnya dalam bahasa Indonesia ya melotot. Eh, tapi tiba-tiba jadi terlintas kata MELITIT. (Aduh, tepok jidat: minta dikeplak)

Apaan itu Brintik? Apaan itu Brontok? Setahuku sih untuk memberi julukan ke ayam ya. Ayam Brintik. Ayam brontok. Ah, sudahlah. Bukan itu sebenarnya yang ingin kutulis.

Apaan lagi nih tulisan, pembukaannya panjang bener kaya Indonesia aja yang berjajar pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke. Apaan juga nih tulisan, bahasanya campur aduk nggak karuan.

Oke baiklah. Yang penting, kamu paham ya apa maksudku? Iya, kamu? Atau, anda sekalian? Lho, bukannya anda itu nama alat yang gunanya untuk naik ke atap buat mbenerin genteng yang bocor ya. (kaburrr lagi, minta seblak). Hahaaa.

***

Jadi, begini. Malam ini aku berhasil melirik upacara penutupan Asian Games ke-19 tahun 2018 di Jakarta Palembang yang disiarkan oleh stasiun televisi nasional meski hanya sebentar. IS VERRY VERRY AMAZING, luar biasa. Sampai terpesona pada rangkaian acaranya.

Nasib emak-emak memang kalau babynya belum tidur, acara apa saja ya tidak bakalan bisa nonton full. Apalagi BJ ini, sudah malam pun masih saja ingin dimanja. Masih mondar-mandir kesana kemari mirip setrikaan emaknya. Asli, memang begitu adanya. Jangan bilang saya alay, ya.

Tapi rasa dihatiku ini sangat puas meski hanya bisa melirik saja. Puas banget dengan segala tampilan yang disajikan. Oh, lah pantes ya harga tiketnya mahal. Tata cahayanya luar biasa, panggungnya, kembang apinya, dan semuanya bisa membuat lirikanku tak berkedip beberapa saat karena terpesona.

Ternyata lagu yang ada liriknya, ingin dimanja ada lho. Dibawakan live oleh penyanyinya langsung, Siti Badriah. Sebelumnya dia nyanyi Jaran Goyang. Eh, kok tau ya aku. Hmhm. Emak gaul kekinian hahahha.

Sebelum itu ada artis korea, IKON. Khas boyband begituan lah, nggak begitu paham kalau yang ini. Ada Gigi membawakan dua lagu, ada Bams Samson feat Lea Simanjuntak menyanyikan lagu Kemesraannya Iwan Fals ada juga artis India (siapa ya namanya) yang duet sama Denada nyanyiin Koi Mil Gaya sama Kuch Kuch Hota Hai. Film luar biasa pada jamannya. Aku saja nonton sampai ratusan kali masih saja suka mewek pas lihat Anjali naik gerbong kereta ninggalin Rahul sama siapa itu pacarnya (kenapa tiba-tiba  aku lupa namanya, itu lho yang diperankan oleh Rani Mukhreje). Oh, iya. Tina. (Ehm).

Habis itu BJ ngajakin boboan, ya sudahlah. Ibunya pasrah. Ninggalin acara yang lagi hot-hotnya dan bakalan hot seharian besok. Bakal jadi tagline dimana-mana. Jadilah aku juga membuat judul dengan upacara penutupan  yang baru saja kulirik meski isi tentang acaranya hanya sekelumit.

Oh, iya. Di awal melirik tadi aku terkesan sama siapa itu yang orang Arab. Presiden...  Of Asia. Namanya panjang, lumayan susah. Yang pidato setelah Bapak Jusuf Kalla dan Bapak Joko Widodo. Beliaunya ramah, dan berulang kali mengucapkan kalimat dalam bahasa Indonesia. AKU CINTA INDONESIA. Aku cinta kalian semua. Sambil tangannya memegang kepala membentuk hati. Sambil tangannya ditautkan di depan dada, membentuk hati pula. (maafkan belum sempat googlingan). Nggak jelasbanget nih tulisan.

Maafkan aku yang tak begitu menjelaskan secara detail karena aku nontonnya sambil melirik, bukan melorok. Coba saja kalau bisa melorok sepanjang malam ini. Mungkin isi tulisan kali ini bisa lebih berbobot.

Ah, sudahlah. Biarkan bobotku saja yang berat. Tulisanku memang masih ringan. Seringan kerupuk yang kumakan bersama bakso tadi siang.

Seringan curhatanku di catatan harian #CleverNotes.

Untuk
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#day1

Oh, iya. Mari do'akan saudara-saudara kita di Lombok yang masih saja mengalami gempa. Semoga semua baik-baik saja dan selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin. Aamiin.

***

Rumah Clever, Cilacap, 2 September 2018: 22.04.
Ibu Jesi.

***

HAPPY MONDAY
Happy Bussy Day
HBJ-10

Betty Clever
Betty Clever Lifestyle Blogger

6 komentar untuk "MELIRIK ACARA PENUTUPAN ASIAN GAMES 2018"

  1. nahhh perkara korea-korea itu saya juga gak paham mba, tos dulu kita :D

    BalasHapus
  2. Aku kepikiran sama kalimat ini "Aku cinta kalian semua. Sambil tangannya memegang kepala membentuk hati." sama sekali gak kebayang. Hihihi...

    Salam kenal mba.. Aku farah, lagi bw... Hihi.. Tp tulisannya informatif bgt bagi emak macam sy yg semalem sama sekali gak sempet melirik apalagi melorok penutupan asian games

    BalasHapus
  3. Saya gak melirik ataupun nonton penutupan asian games sama sekali..
    Lumayan lah baca di sini jadi bisa membayangkan.. Hehe

    BalasHapus