Babad Alas Mentaok: Danang Sutawijaya VS Arya Penangsang

Babad Alas Mentaok
(Danang Sutawijaya VS Arya Penangsang)
Bagian Satu
Oleh Betty Irwanti

Saben mendra saking wisma
Lelana laladan sepi
Ngisep sepuhing sopana
Mrih para pranaweng kapti

Setiap kali keluar rumah
Wisata ke wilayah sunyi sepi
Menghidup napas kerokhanian
Agar arif kebulatan awal akhir

Penembahan Senapati (Raja Pertama Mataram)

*

Pajang, 1538 Masehi

Seorang pemuda gagah baru saja membuang cincinnya ke dalam sungai. Ia kemudian terjun, menyelam dan berenang ke sana-kemari. Berusaha mencari benda berharga yang dilemparkannya tadi.

Beberapa lama ia harus berjuang dengan cara yang diciptakannya sendiri, berulang kali. Tanpa raut menyerah, ia justru terlihat sangat sabar, sampai akhirnya ia menemukan apa yang dicarinya sedari pagi.

Apalagi kalau bukan karena ilmunya yang tinggi.

Selesai dengan ritual paginya, kemudian ia membersihkan diri.

"Nak, Danang!" suara berwibawa itu memanggilnya dari jarak dekat. Pria gagah itu, menoleh, lalu tersenyum. Kemudian membungkuk hormat dengan melipat kakinya dan menautkan kedua tangannya di depan dada.
"Sendiko, Yahnda" jawab pria yang bernama Danang Sutawijaya itu.

"Kemampuanmu semakin terasah ya, latihanmu sangat keras,"
"Nggih, Yahnda. Semua demi meningkatkan kesaktian untuk menjaga kesetiaan pada Kerajaan Pajang, Yahnda!"
"Bangkitlah! Mari kita masuk ke dalam,"
Danang Sutawijaya pun berdiri seiring dengan tepukan di pundaknya.

Danang Sutawijaya adalah anak angkat Raja Kerajaan Pajang yang bernama Sultan Hadiwijaya. Alasan sudah lama menikah dan belum memiliki keturunan membuat raja yang juga dikenal dengan nama Jaka Tingkir ini mengangkat anak orang lain sebagai pancingan.

Danang Sutawijaya atau Dananjaya adalah putra sulung pasangan Ki Ageng Pamanahan dan Nyai Sabinah. Nyai Sabinah memiliki kakak laki-laki bernama Ki Juru Martani.

*

Padepokan Sunan Kudus, tahun yang sama.

Seorang pria berperawakan tinggi, besar, dan kekar sedang berlatih kanuragan dengan keris di tangannya. Ia sangat gesit, bergerak ke sana-kemari menghindar dari serangan lawannya. Lawan pun jatuh tersungkur dalam lima gerakan saja. Ia pun tertawa senang, terbahak-bahak. Tulang-tulang muka dan leher terlihat sangat jelas dengan otot-ototnya yang membulat. Jelas dia memiliki kekuatan yang dahsyat.

Tiba-tiba muncul seseorang dengan berkalung sorban putih, terbang rendah di sekitarnya. Menyerangnya dengan tiba-tiba pula sampai ia dibuat kewalahan. Keris pun jatuh dari tangan. Mukanya merah padam. Ia marah.

Lelaki itu menghunuskan pedang, sempat mengenai kulit tangannya. Dia jatuh tersungkur. Namun, sama sekali tidak ada luka apapun. Pria tinggi besar ini rupanya kebal dengan senjata.

"Bangkitlah, Nak Arya!" pria berkalung sorban itu mengulurkan tangan.
"Terima kasih Guruku," jawab pria kekar dengan santai. Dia bangkit, berdiri lalu memasukkan kerisnya ke dalam wrangkanya.

"Jaga baik-baik senjata pemberian dariku itu, wahai putra Raden Kikin!"

"Baiklah Kanjeng Sunan Kudus. Aku akan menjaga Keris Ki Brongot Setan Kober ini dengan sebaik-baiknya..." sepertinya kalimatnya belum selesai, sejenak ia mendongakkan wajah, menghembuskan napas dalam.

"Jangan sebut nama ayahku lagi, Guru! Itu hanya akan membuat dendamku semakin berkobar,"

Giginya bertautan, menghasilkan bunyi gemelutuk. Mengerikan.

Lelaki di depannya hanya menggeleng. Sepertinya dia sudah paham betul dengan watak muridnya yang satu ini.

"Jangan mudah terpancing emosi, Nak!" lelaki bersorban tersenyum lalu mendekatinya. "mari, kita ke kandang kuda. Kuda perangmu, si Jantan Hitam bernama Gagak Rimang sudah menunggumu untuk belajar hal lain,"

Arya Penangsang adalah putra satu-satunya Raden Kikin, pewaris sebenarnya Kerajaan Demak. Raden Kikin terbunuh karena keinginan Pangeran Trenggana berambisi menguasai Kerajaan Demak.

Arya Penangsang menyimpan dendam, ingin membalas kematian ayahnya. Karena ia juga merasa berhak atas tahta kerajaan.

**

Bersambung....

#HistoricalFiction
#BabadAlasMentaok
#DanangSutawijaya
#AryaPenangsang
#KelasFiksiODOP6

#OneDayOnePost
#EstrilookCommunity
#November2018
#Day17

@RumahCleverCilacap, 17 November 2018: 22.28.
Ibu Jesi.

Sumber gambar: ceritaanaknusantara.com

#534kata

Betty Clever
Betty Clever Lifestyle Blogger

20 komentar untuk "Babad Alas Mentaok: Danang Sutawijaya VS Arya Penangsang"

  1. Arya Penangsang dan Jaka Tingkir, tak kan habis menikmatinya. Saya suka dengan awal cerita ini, saya akan menunggu lanjutannya.

    BalasHapus
  2. Siap mengikuti episode selanjutnya ...suka bgt

    BalasHapus
  3. Kompor gas!
    Saya suka opening cerbung ini. Saya tunggu kelanjutannya.

    BalasHapus
  4. Arya nanti mati ngga sih? Rebutan kekuasaan bkin sedih 😢😢😢

    BalasHapus
  5. Bersambung....ditunggu kelanjutan cerita ini.

    BalasHapus
  6. Mba... Tugasnya keren, aku merasa seperti remahan rengginang baca tugas history ku yang gak banget itu... 😭

    BalasHapus
  7. Kisah jaka tingkir yang bikin penasaran. Makasih mba sudah menuliskan kisahnya

    BalasHapus
  8. Mbaaa keren banget sihhhhh, bisa bikin karya fiksi seperti ini. In sesuai kisah asli atau ada gubahan gitu mb?

    BalasHapus
  9. Saya berasa dengar sandiwara radio Saur Sepuh & Tutur Tinular zaman old...

    BalasHapus
  10. Saya kok bacanya ala2 narator dengan bahasa jawa yang medhok, ya! Wkwkwk

    BalasHapus
  11. Saya tahunya Arya itu, yang Danang belum kenal. Hehe ... Penasaran sama lanjutannya 😊

    BalasHapus
  12. Next Mbak Betty, bagus ceritanya

    BalasHapus
  13. Suka arya penangsang
    Walau dia ada sisi mudah tekompori
    Hehe
    Suka sejarah juga y mb

    BalasHapus
  14. Ketika saya kecil saya suka nonton ketoprak Arya Penangsang mb..karena almarhum ayah saya dulu wiyogo...kalau ada pementasan ikut terus. Ceritanya seru..hehe

    BalasHapus
  15. Duh, saya nggak kenal cerita ini, sungguh terlalu... :(

    BalasHapus