Jesi dan Istana Bintang (Berburu)

Jesi dan Istana Bintang
Oleh Betty Irwanti

Jesi adalah seorang putri dari Kerajaan Bintang. Ayahnya bernama Raja Jose, yang terkenal baik hati dan dermawan. Sedangkan ibunya, bernama Ratu Rona. Ratu yang juga baik dan tidak sombong. Mereka tinggal di Istana Bintang, Istana milik Kerajaan Bintang.

Jesi memiliki sifat yang diwariskan oleh kedua orang tuanya. Dia mempunyai kekuatan sehebat ayahnya dan berparas cantik seperti ibunya. Namun, ada lagi yang membuat semua penghuni Istana Bintang menyayanginya.

Jesi bersahabat dengan seorang peri, Brili. Brilli memberikan kekuatan kepada Jesi karena menolongnya saat terkurung dalam sebuah botol. Tak sengaja Jesi melihat botol itu dan membukanya. Keluarlah Brili dengan sayap putihnya yang mengepak-epak berkilauan. Tongkat bintang di tangan, gaun kuning nan menawan, serta mahkota bunga di kepala yang tak kalah rupawan. Sejak saat itu Jesi bersahabat dengan Brilli.

Pada suatu hari, Jesi dan peri Brilli berjalan-jalan di halaman istana. Tak sengaja, ia bertemu dengan ibu dan ayahnya.

"Jesi, sedang apa kamu di sini, Nak?" tanya Ratu Rona pada Jesi.

"Mohon maaf, Ibu. Jesi sedang jalan-jalan saja," jawab Jesi singkat. Brilli tersenyum.

"Ayah nanti sore akan pergi, Nak!" Raja Jose menyahut kemudian.

"Pergi ke mana, Ayah?"

"Ayah akan berburu, Nak. Ayah dengar di pesisir selatan sana sedang banyak hewan yang turun gunung. Ayah ingin menambah pengalaman berburu."

Jesi manggut-manggut.

"Apakah kamu mau ikut, Nak?"

Jesi manggut-manggut, pertanda setuju.

"Apakah Ibu juga akan ikut bersama kita, Yah?"

"Tidak, Ibu akan tetap tinggal di istana."

Jesi masuk kembali ke Istana Bintang, berjalan mengikuti ayah dan ibunya dari belakang. Brilli, juga melakukan hal yang serupa.

*

Jesi berangkat pergi berburu dengan menunggang kuda, Brilli pun ikut serta. Ayahnya berada di barisan depan, di belakang pasukan berburu dan penunjuk jalan. Mereka semua menuju ke hutan.

Sepanjang perjalanan terasa menyenangkan. Hamparan padi yang mulai menguning menghiasi areal persawahan yang mereka lewati. Kebun-kebun para penduduk terlihat hijau, penuh dengan pepohonan.

Penduduk yang kebetulan melihat rombongan kerajaan, terlihat melemparkan senyum kegembiraan. Mereka sangat senang bisa bertemu langsung dengan raja, meskipun hanya sekilas saja.

Setelah beberapa saat melintasi daerah pedesaan dan sekitarnya, tibalah rombongan di tepi hutan. Raja Jose memerintahkan untuk istirahat dan mendirikan tenda.

Jesi turun dari kudanya, Brilli terbang rendah di pundaknya. Dia bersiap membantu para pengawal mendirikan tenda.

"Pengawal? Berapa tenda yang akan didirikan?"
"Sekitar 5 tenda, Tuan Puteri."
"Berikan satu tenda untukku. Aku akan bantu dirikan."

Pengawal memberikan satu tenda kepada Jesi.

"Apakah Tuan Puteri tidak membutuhkan seorang pun untuk membantu?"

Jesi menggeleng. Brilli tersenyum riang. Ini berarti dia yang akan membantu Jesi mendirikan tenda.

Brilli memutar-mutar tongkatnya sambil mengucapkan mantra. "Sim salabim. Jesi baik. Brilli baik. Jadilah! Jadilah!"

Tenda yang terlipat tiba-tiba bergerak sendiri kemudian tegak berdiri dengan segala kekokohannya. Jesi mulai menata peralatan dan perlengkapan isi tenda.

Beberapa saat kemudian semua tenda sudah siap. Tidak ada yang tahu kekuatan Jesi dan Brilli sampai sejauh ini.

Hari mulai gelap, lampu-lampu tenda mulai menyala terang. Raja dan Jesi menikmati hidangan yang sudah dibawa dari istana khusus dimasak oleh Ratu Rona. Sementara pengawal juga melakukan hal yang sama, hanya saja makanan yang mereka makan dibuat oleh koki istana.

Pengawal yang mereka bawa adalah pasukan khusus berburu. Bukan pasukan biasa.

Menjelang malam semua bersiap. Raja Jose, Jesi dan beberapa pengawal mulai menunggang kudanya masing-masing. Ada lima pengawal yang ditugaskan menjaga tenda dan perbekalan.

Mereka menuju ke tengah hutan dengan membawa obor. Jesi yang meminta membawa obor itu. Brilli yang berada di pundaknya membisikkan sesuatu.

"Jes, kamu yang pegang obornya ya. Nanti aku bantu menyalakannya terus meski kudamu berjalan kencang. Aku akan membuat terang seluruh hutan dengan kekuatanku."

Jesi pun mengangguk-angguk.

Raja Jose dan pengawal utama memacu kuda di depan Jesi. Jesi dan beberapa pengawal mengikuti dari belakang.

Sesampainya di tengah hutan. Raja Jose mengangkat tangannya. Pertanda lokasi berburu sudah dekat. Jesi bersiap dengan panahnya. Demikian juga yang lainnya. Brilli tetap pada posisinya mempertahankan nyala obor.

Tiba-tiba Jesi teringat sesuatu. Dia memejamkan matanya, mengepalkan kedua tangannya ke depan. "Bintangku. Datanglah. Terangilah perburuan kami."

Ajaib. Bintang-bintang di angkasa memenuhi langit sekitar hutan. Suasana menjadi terang benderang. Raja dan pengawal sempat mendongak ke atas memandang langit. Mereka tidak tahu jika Jesi mempunyai kekuatan bisa memanggil bintang-bintang. Kekuatan yang sama seperti yang dimiliki Brilli.

Raja Jose, Jesi dan pasukan berburu baru kembali ke tenda menjelang tengah malam. Mereka berhasil mendapatkan banyak hewan buruan.

Brilli yang sejak tadi berada di pundak Jesi, memuji-muji kemampuan memanah yang dimiliki tuan puteri Kerajaan Bintang itu.

"Jes, kamu hebat sekali. Setiap kali memanah hewan itu tak bisa lagi menghindar!"

Jesi tersenyum, lalu menjawab "Aku setiap hari berlatih memanah di bawah bimbingan ibuku. Kamu tahu kan, Brilli?"

Brilli mengangguk. Tersenyum bangga pada Jesi.

**

Bersambung...

#Fantasi
#JesidanIstanaBintang
#Berburu
#KelasFiksiODOP6

#OneDayOnePost
#EstrilookCommunity
#November2018
#Day15

@Cleverclass, Cilacap, 15 November 2018: 08.42.
Ibu Jesi.

#778kata
Sumber gambar: linamarlsworldandknowledges.blogspot.com

Betty Clever
Betty Clever Lifestyle Blogger

17 komentar untuk "Jesi dan Istana Bintang (Berburu)"

  1. Cerbung..bikin penasaran ditunggu kelanjutannya mbaj

    BalasHapus
  2. Yah, bersambung. Ditunggu kisah selanjutnya yang lebih seru dan bikin penasaran...

    BalasHapus
  3. Duh serasa balik ke masa kecil Mba..membaca dongeng seperti ini.. sukaa..lanjutkan mbaa

    BalasHapus
  4. Ditunggu kelanjutannya. Suka sama karakter Jesi, deh!

    BalasHapus
  5. Seru nih .Ditunggu kelanjutannya ya mba

    BalasHapus
  6. Penasaran sama cerita Jesi selanjutnya. 😊

    BalasHapus
  7. Jadi mencoba membayangkan sosok Brilliance seperti apa

    BalasHapus
  8. Lanjuuuut...ditunggu lanjutannya. Layak jadi buku ini heheh

    BalasHapus
  9. Udah lama enggak nulis fiksi sampai syaraf2 rasany mo putus
    Baca serial ini jd pengin nulis lg
    Ditunggu lanjutanny mbaa

    BalasHapus