My Love

My Love
Oleh: Betty Irwanti

Jalanan terasa sepi, pagi ini. Aku memacu kendaraanku dengan lebih cepat. Musik yang kusetel keras-keras membuatku mengangguk-angguk pelan, menikmati setiap hentakan demi hentakan beat dari semua lirik yang tersaji. Lagu ini selalu saja menarik untuk kusimak meski sudah ribuan kali kudengar sejak zaman SMA dulu.

Kulihat ke kiri dan ke kanan, banyak pemandangan yang tersaji dengan sangat indah. Sawah, pepohonan, rumah-rumah dan jalanan dari yang bagus sampai yang penuh kubangan lumpur, tetap bisa kulewati.

Sampailah aku pada suatu pemandangan biasa yang sudah sering kutemui, rumah di ujung areal persawahan. Rumah yang selalu tertutup rapat, terasa kosong, tak ada penghuninya. Pagarnya yang sederhana di sana sini sudah banyak yang berlubang, mungkin saat hujan banyak air yang akan masuk ke dalam. Menyedihkan ya, sepertinya rumah itu tak berpenghuni.

Hatiku juga sudah lama kosong, tak berpenghuni. Terasa ada lubang di sana. Sekian lama aku masih sendiri, menyimpan luka lama. Kemana pergi pun, selalu sendiri. Semua ruang kuisi dengan diriku sendiri, hidup serasa semakin sempit. Entahlah, rasanya sulit sekali membuka pintu lagi.

Sampai saat ini aku masih sering bertanya-tanya bagaimana semua terjadi, mengapa semua terjadi.

Di manakah hari-hari bahagiaku yang dulu? Hari penuh cinta dan kebersamaan. Hari bersama lagu-lagu yang sering kunyanyikan bersama seorang istimewa

Entah mengapa cintaku bertahan, hingga kini. Tapi, aku tak lagi berusaha merengkuh cinta yang tampak begitu jauh. Kubiarkan saja dia menjauh. Waktu jualah yang akan menjawabnya.

Setiap malam dalam sujudku, selalu setia kupanjatkan do'a. Berharap mimpi-mimpiku kan membawaku ke sana. Ke tempat dimana kau berada. Ke tempat di mana langit biru masih juga dalam kuasa bentangan-Nya. Meski entah dimana tempatnya.

Tuhan, izinkan aku untuk bertemu denganmu sekali lagi. Denganmu, cintaku.

Tanpa kusadari pelataran parkir kantor telah terlihat. Kumatikan musik dan segera merapikan diri. Kuposisikan kendaraanku di tempat yang telah disediakan khusus.

Beberapa orang menyapaku saat sudah masuk di lobi, aku membalas dengan anggukan dan senyuman. Meli, mengikutiku dari belakang, masuk ke dalam ruanganku.

"Selamat pagi, Miss!" sapa dia dengan membungkukkan badannya.
"Selamat pagi, Mell," balasku pada Meli, wanita cantik yang sudah dua tahunan menjadi orang kepercayaanku.
"Agenda hari ini kita akan meeting dengan klien, Miss. Sekitar pukul 10.00 pagi. Membicarakan proyek kita di luar pulau." lanjut Meli menerangkan ini dan itu.
"Oke, aku paham. Siapkan saja semua file tambahan yang dibutuhkan dari file yang sudah kukirim via email ya, nanti aku pelajari." Meli menjawab dengan anggukan. "oh, iya. Nanti selesai meeting, aku mau minta tolong juga sama kamu!"
"Minta tolong? Tolong apa, Miss?"

Aku hanya mengangkat bahuku, "Tunggu nanti saja, oke!"
Meli, buru-buru pamit. Aku pun beranjak. Kembali memutar musik dari gawaiku, lagu yang sama seperti yang kudengarkan tadi sepanjang perjalanan. Kusetel suaranya agar tidak sampai terdengar keluar.

Sesekali aku mengikuti lirik demi lirik, yang memang sudah kuhapal. Lagu berjudul My Love dari boyband legendaris asal Irlandia, Westlife.

An empty street
An empty house
A hole inside my heart
I'm all alone
The rooms are getting smaller (smaller)

I wonder how
I wonder why
I wonder where they are
The days we had
The songs we sang together (Oh yeah)

And, oh, my love
I'm holding on forever
Reaching for a love that seems so far

So I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue

To see you once again
My love
Overseas from coast to coast
To find the place I love the most
Where the fields are green
To see you once again
My love

I try to read
I go to work
I'm laughing with my friends
But I can't stop to keep myself from thinking (Oh no)

To hold you in my arms
To promise you, my love
To tell you from my heart
You're all I'm thinking of

I'm reaching for a love that seems so far
So

*

Aku dan Meli sudah berada di dalam gedung terkenal di kota ini. Meli menemani atas permintaan yang kuutarakan begitu selesai meeting dengan klien tadi. Bersyukur dia mengiyakan, biasanya kalau diajak pergi malam Meli punya seribu alasan.

Kami berdua menghadiri acara pernikahan mewah salah satu CEO perusahaan ternama yang mengundangku. Perusahaanku memang berada jauh dari hingar bingar kota, namun sudah tak perlu diragukan lagi pengaruhnya sudah menyebar ke seluruh pelosok negara.

Pasti rasanya akan sepi sekali jika datang ke acara sebesar ini sendiri, makanya kuajak Meli. Dia kan juga masih sendiri, sama sepertiku.

Di depan sana kulihat pengantin sedang tersenyum bahagia dengan sempurna. Menyanyikan lagu berdua, duet. Duh, romantisnya. Aku, kapan ya?

Aku dan Meli sibuk beramah tamah dengan sesama tamu, kemudian menikmati hidangan. Tiba-tiba dari arah podium depan terdengar sebuah suara meminta perhatian. Aku merasa akrab dengan suara itu.

"Selamat malam teman-teman semua. Izinkan saya meminta perhatian sejenak. Saya ingin menyampaikan sesuatu hal untuk seseorang."

Aku reflek berdiri, entahlah. Menyibak beberapa kerumunan, terus maju mencari sumber suara.

"Aku tahu malam ini kamu ada di sini. Bertahun-tahun aku telah meninggalkanmu. Menyeberangi lautan, demi sebuah cita-cita di masa depan,"

"Selama itu aku tak pernah menemukan tempat yang paling kusuka. Di mana ladang menghijau, seperti tempat yang kita sukai dulu, saat setiap hari aku bertemu denganmu."

"Sampai detik ini kamu adalah cintaku. Kucoba membaca dunia. Mencoba menyibukkan diri dengan full konsentrasi bekerja. Mengalihkan sepi dengan bercanda tawa. Memperluas pertemananku. Tapi, entahlah. Aku tak bisa berhenti memikirkanmu."

"Setiap saat aku berdo'a. Semoga suatu saat bisa berjumpa kembali denganmu. Untuk mendekapmu. Untuk berjanji padamu, bahwa kamulah cintaku."

Suara itu terhenti, saat aku tepat berada di dekat podium asal sumber suara itu. Aku menatap laki-laki di depanku, memastikan semua pandangan di depan bukanlah fatamorgana.

"Sungguh ini benar, sayangku. Aku mengatakan ini semua padamu dari hatiku. Engkaulah yang selalu kupikirkan."

Laki-laki itu turun dari podium kemudian menghampiriku.
"Akan kurengkuh cintaku sampai akhir nanti, takkan kubiarkan yang tampak dekat terlihat jauh lagi."

Seisi gedung bergemuruh, penuh suara tepuk tangan. Aku tersipu. Tanganku sudah digenggap sebegitu eratnya oleh laki-laki itu.

**

#SongLit
#MyLove
#KelasFiksiODOP6

#OneDayOnePost
#EstrilookCommunity
#November2018
#Day14

#979kata

@RumahClever, Cilacap, 14 November 2018: 06.00.
Ibu Jesi.

Betty Clever
Betty Clever Lifestyle Blogger

8 komentar untuk "My Love"