Cara Ibu Jesi Agar Ayah Jose Terus Semangat Menulis




#Day11
#OneDayOnePost
#EstrilookCommunity

#Day11
#OneDayOnePost
#KomunitasODOP
#PjOprecOdop7
#GrupTokyo
#DosbingNAC

CARA MEMBANGKITKAN SEMANGAT MENULIS

@RumahClever, Cilacap, 10 September 2019,

Hari ini sebenarnya aku sangat lelah. Berjalan saja rasanya masih belum sempurna. Belum sepenuhnya genap dalam rasa saat menampakkan kaki. Kepala berasa melayang, terbang tinggi ke langit ke-tujuh. Tapi aku tetap semangat berangkat kerja. Karena ini memang sudah seharusnya.

Aku duduk, menghadap laptop, membuka beberapa file penting, tugas negara. Tetap membersamai anak murid yang hari ini belajar bilangan pangkat dua. Sebenarnya materi ini sudah sejak dua mingguan kemarin, tapi karena ada beberapa anak yang nilainya masih di bawah standar jadi materi harus kuperdalam.

Dan usul punya usul, aku pun jadi tertarik untuk menuliskan pengalaman soal bilangan pangkat dua ini menjadi sebuah penelitian. Penelitian Tindakan Kelas tepatnya. Untuk keperluan kenaikan pangkat. Semoga bisa istiqamah dan selesai pada waktunya. Aamiin.

Hari ini badan sangat lungkrah. Mungkin karena empat hari dua malam ini sungguh luar biasa. Terima kasih untuk semua do'a yang terpanjat untuk puteri kecil tercinta. Alhamdulillah, dia sudah sehat dan sudah kembali ke rumah. Insyaallah dia akan segera pulih dan kembali ceria seperti biasanya.

Percayalah, hidup itu ujian. Saat puteri kecil harus dirawat atas nama kesehatan, hidup ibu mana yang tidak goyah kemudian. Aku belajar semangat darinya, dari puteri kecil yang luar biasa. Juga dari suami super, macam ayah Jose yang hari ini juga sudah on berangkat kerja.

Percayalah, hidup itu seimbang. Jika kemarin hidupku goyah dan sendu. Insyaallah kapan waktu, kebahagiaan itu akan datang menghampiriku. Kami percaya selalu ada hikmah dibalik rencana-Nya.

Rencana kami sederhana, bisa sehat setiap saat itu sudah sangat membuat kami bahagia. Percayakah? Sehat itu mahal. Obrolan tanpa sengaja yang kudengar saat menjaga Bebi Jesi kemarin, sungguh membuka pemikiran.

Rencana kami sederhana, saling membersamai dalam setiap keadaan dengan menghadirkan hati. Karena jika perjuangan dirasa berat, maka mintalah pertolongan diri. Pertama pada Tuhan. Kedua pada rekan. Ketiga pada Niatan.

Niatan untuk bisa istiqamah itu benar-benar butuh perjuangan. Istiqamah dalam hal apapun. Dalam hal menulis, ujian itu benar-benar datang. Pada ayah Jose yang sedang mengikuti dua bulan masa karantina kepenulisan.

Dalam hal menulis, ujian juga sering datang padaku. Saat bank tulisan mulai menipis atau bahkan tidak ada draft sama sekali, aku harus punya cara mengatasi diri sendiri. Because, the most enemy in my life is my self.

Lalu, bagaimana caraku membangkitkan semangat menulis kembali? Bermain dengan anak, bercengkerama dengan suami, mengobrol dengan tetangga, berdiskusi dengan rekan kerja, chatting santai di WA, bisa jadi barang asyik yang langka dan bisa membuat semangat itu kembali. Banyak kok cara-cara yang lainnya juga.

Sebenarnya semangat menulis itu selalu ada di dalam jiwa dan ragaku. Maaf, bukannya aku bersikap sombong, tapi memang demikian adanya. Entah karena menulis sudah mendarah daging atau karena sudah kebiasaan. Ide itu di kepalaku justru sudah kebanyakan. Kadang bingung mau nulis dari yang mana dan kapan mau nulisnya. Kadang suka bingung mau ngerem dari mana.

Yang kadang sulit kubagi adalah waktu. Kadang kesibukan di dunia nyata yang membuatku harus rehat dari menulis. Tempo hari sudah pernah kubagikan tulisan tentang manajemen waktu ala Ibu Jesi. Kali ini aku akan membahas hal lain saja.

Lalu?

Aku punya cara tersendiri untuk mendampingi Ayah Jose saat ini. Saat ia menulis bank tulisannya, agar 60 hari ke depan dia bisa lolos seleksi dan akan duduk berdampingan bersamaku di satu komunitas yang membuatku semakin jatuh cinta pada menulis.

Apa cara Ibu Jesi agar Ayah Jose bisa terus semangat menulis?

1. Ingatkan untuk nulis setiap hari

Aku selalu rajin waprian dengan Ayah Jose. Bagaimana tidak? Kami sama-sama bekerja, di tempat yang jaraknya cukup jauh, meski kami sama-sama berada dalam satu bidang. Sebelum berkeinginan menulis, kami hanya mengobrol hal-hal yang standar.

Tapi, beberapa minggu terakhir ini chat kami benar-benar berwarna.  Aku selalu jadi alarm pengingat untuknya agar selalu menulis minimal satu atau dua paragraf saja. Menyela barang lima menit dari tugasnya yang full day, insyaallah akan sangat bermanfaat untuknya.

2. Bantu temukan ide

Yang suka kebanyakan ide itu aku. Makanya aku suka cerita apapun yang ada di kepalaku padanya. Alhasil beliau jadi punya banyak ide untuk diceritakannya kelak. Apalagi di tantangan dua bulan tanpa henti posting ini, setiap hari harus ada satu tulisan. Jadi ide-ide segar selalu jadi bahan diskusi asyik setiap malam.

Awal posting beliau menulis tentang non fiksi. Tanpa diduga, viewers tembus 100 hanya dalam dua hari saja. Sungguh, menurutku ini prestasi serius bagi pemula. Lho, dari mana aku tahu sampai sedetail itu? Ah, masa kamu baru tahu. Kan, tidak ada rahasia apapun diantara kita... ecieeciee

3. Baca tulisan

Kemarin dulu waktu aku serius ikut kelas menulis di manapun, beliau yang selalu membaca tulisanku untuk pertama kali. Sekarang gantian. Aku kini menjadi pembaca pertama sekaligus editornya. WAh, enak dong ya. Pertama kali ikut kelas sudah langsung punya editor. Aku bahkan dulu merangkak dari nol. Keep Writing! Keep Fighting! Sampai saat sekarang ini!

Karena membaca dan menulis adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan maka, aku selalu membaca tulisan yang sudah dibuat draftnya oleh Ayah Jose melalui waprian. Sungguh, ini jauh bermanfaat daripada ngerumpi hal-hal yang tidak perlu. Apakah suami istri berpotensi untuk ngerumpi? Kami kadang suka khilaf juga kox. Hehehe...

4. Bantu edit

Mengedit adalah pekerjaan paling rumit menurutku. Dibanding dengan menulis, mengedit ini jauh lebih rumit dan membutuhkan banyak waktu. Ah, masa sih? Iya.

Tapi mau tidak mau aku akan bantu edit setiap tulisan Ayah Jose sebelum diposting. Lha wong beliau kan pasti nulisnya terburu-buru. Pekerjaan dinasnya kan pasti jadi fokus utamanya. Jadi nulisnya kadang masih ada yang salah-salah eja. Kalau disingkat-singkat begitu sih, sudah tidak ya. Karena sudah pembiasaan sejak lama. Bahkan untuk sekedar waprian khusus pun kami tidak pernah meyingkat kata-kata. Ini sangat membantu saat mengedit. Tak perlu lagi banyak melengkapi kata-kata.

5. Pasang aplikasi pembantu

Aplikasi pembantu? Maksudnya apa? Aku pasangkan aplikasi Color Note untuk memudahkannya nge-draft tulisan. Aku pasangkan WPS-Office untuknya mengecek jumlah tulisan. Aku pasangkan Blogger for Android untuk membantunya posting tulisan yang sudah kubantu edit. Blogger for Android ini aplikasi yang pernah kupakai dulu saat mengikuti kelas serupa.

Berkat beberapa aplikasi pembantu, semoga Ayah Jose semakin lancar dan paham mengikuti kelas. Seperti aku dulu yang bahkan untuk semua itu, harus belajar sendiri.Autodidak. Maka, percayalah. Ayah Jose termasuk orang yang beruntung. Sebab dia itu Bejo, Betty Joko. Hehee ( Bejo kui angel dilogika) 

6. Siapkan kuota data terbaik

What? Kuota?

Ini hal wajib lho buat kamu yang suka nulis dan ingin belajar menulis. Zaman sekarang nggak kenal dan nggak mau kenalan sama kuota rasanya bakal kudet sekali ya, meskipun sebenarnya sih tidak juga. Kuota juga bisa nebeng kok? Kemana? Heheh, rahasia sih. Nebeng wifi tetangga juga bisa kali ya...

Kuota yang lancar jaya akan membantu memperlancar tugas bagimu yang tidak terkoneksi dengan wifi atau tidak punya wifi di rumah. Jika ada wifi di tempatmu bekerja, maka bersyukurlah. Karena kamu beruntung bisa bebas dari jeratan kuota yang mulai meraja. Bagaimana saat tidak teroneksi? Gunakan waktu itu untuk draft. Menyepi dari semua chat dan hasilkan tulisan terbaikmu! Kebanyakan online juga bisa menghambat selesainya tugas menulismu. Percaya nggak percaya...

7. Ceritakan pasangan penulis yang inspiratif

Sebenarnya aku terinspirasi sekali dari pasangan Bunda Asma Nadia dan Ayah Isa Alamsyah. Sebab itu kemudian aku juga ingin menjadi pasangan Ibu Jesi dan Ayah Jose. Waoww, semoga bisa tercapai ya kelak. Aamiin...

Dan ini juga aku yakin terjadi atas campur tangan dari-Nya. Novel perdanaku bernama Isa, sama seperti nama suaminya Bunda Asma Nadia. Sungguh ini tanpa disengaja. Sama sekali.

Karakter tanpa sengaja yang awalnya berjudul Cucu Sang Kiyai. Karena kritikan dari Ayah Jose itu sendiri kemudian aku cari nama lain. Isa Bella terinspirasi dari sebuah lagu yang fenomenal. Pada masanya semua orang tahu lagu itu.

Isa Muhammad ingin menjadi Isa Alamsyah, Siapa takut?
Gandengan yuk, Ayah Jose!

Welcome to the Clever world!

Betty Clever
Betty Clever Lifestyle Blogger

9 komentar untuk "Cara Ibu Jesi Agar Ayah Jose Terus Semangat Menulis"

  1. Kompak ini mah. Semoga terkabul ya impiannya Ibu Jedi dan Ayah Jose

    BalasHapus
  2. 😍👍👍waw ... Keren, bener2 salut dengan pasangan yang sama2 semangat di dunia literasi 😍👍

    BalasHapus
  3. asyiikk banget kayak gini, sama2 suka menulis dan akhirnya saling menyemangati. semangat Mbak Betty mendampingi ayah jose.. ��

    BalasHapus
  4. Aku juga merasa seperti mbk Betty yi edit2 karya sendiri yg sdh slese ditulis memang sulit. Kalo aku banyak faktor 'M' nya alias macet ... Hihiii

    BalasHapus
  5. Ya tetap saling support ya kuncinya. Mantap bu jesi

    BalasHapus
  6. enak ya mbk. punya pasangan yg sehobi ... semoga selalu bisa untuk saling menyemangati ya, Mbk. Dan semoga, saya segera nyusul buat dapet jodoh #eh

    BalasHapus
  7. Masya Allah. Saya senang membacanya. Moga bisa terus terinspirasi n menginspirasi dlm menulis mb. Saya pun guru dan sering stuck dlm menulis. Oya, smg mb n kluarga sll sehat.

    BalasHapus