#Day3
#SatuBulanMenulisBuku
#CleverMom
#EstrilookCommunity
#Day33
#OneDayOnePost
#KomunitasODOP
#PjOprecOdop7
#GrupTokyo
#DosbingNAC
MENULIS SEMUDAH
TERSENYUM
Banyak orang
yang bilang, kalau aku ini orangnya murah senyum. Ah, masa iya sih. Mungkin
bisa jadi begitu. Di mana-mana poseku yang tertangkap kamera, bisa dipastikan
selalu tersenyum. Coba lihat, gambarku yang mana yang tidak tersenyum.
Entahlah. Mungkin karena my smile is my identity ya. Jadi, di manapun dan
kapanpun, senyum sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidupku.
Tersenyum itu mudah. Semudah menulis. Lho? Masa iya. Iya. Menulis itu semudah tersenyum. Memangnya ada hubungan antara kedua kata tersebut? Tentu saja ada. Menulis jika dilakukan dengan ketulusan, niscaya akan membawa senyum bagi pembacanya. Meskipun itu tulisan yang menyedihkan tapi pembaca akan bisa mengambil hikmah agar bisa tersenyum kemudian.
Coba pejamkan
mata sambil tarik nafas dan berdoa untuk dimudahkan kegiatan menulis, niatkan
untuk beribadah yaitu berdakwah lewat pena.
Wikipedia
menerangkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan
atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.
Menulis biasa
dilakukan pada media kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau
pensil. Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar,
contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno.
Tulisan dengan
aksara muncul sekitar 5.000 tahun lalu. Banyak orang dari Sumeria (Irak)
menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili bunyi,
berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda.
Kegiatan menulis
berkembang pesat sejak diciptakannya teknik percetakan, yang menyebabkan orang
makin giat menulis karena karya mereka mudah diterbitkan.
Seiring dengan
perkembangan teknologi dan media, kegiatan menulis juga ikut berkembang pesat
di dunia. Melalui media elektronik, setiap orang dapat memperoleh bahan
penulisan dari internet; sehingga penulis lebih efisien waktu, biaya, dan
tenaga. Saat ini penulis juga bisa berbagi semua tulisannya di manapun ia
berada dengan menggunakan teknologi berbasis internet. Begitu juga dengan para
pembaca, akan lebih mudah untuk melihat tulisan-tulisan penulis yang
digemarinya.
Penulis adalah sebutan bagi orang yang melakukan pekerjaan menulis, atau menciptakan suatu karya tulis.
Menulis adalah
kegiatan membuat huruf (angka) menggunakan alat tulis di suatu sarana atau
media penulisan, mengungkapkan ide, pikiran, perasaan melalui kegiatan menulis,
atau menciptakan suatu karangan dalam bentuk tulisan.
Karya tulis bisa
berupa karya tulis ilmiah: penelitian, makalah, jurnal; tulisan jurnalistik:
artikel, opini, feature; sastra atau fiksi (termasuk prosa, novel, cerpen,
puisi). Format tulisan penerbit berupa media cetak: buku, majalah, tabloid,
koran; media on-line/internet: (website, blog; media jejaring sosial: facebook,
twitter, google plus dan sebagainya.
Orang yang
menulis, bisa disebut penulis. Baik masih berstatus penulis pemula maupun
penulis profesional.
Padanan istilah
penulis adalah pengarang, penggubah, prosais, pujangga, sastrawan. Berpadan kata pula dengan pencatat, carik
(Jawa), dabir (arkais), juru tulis, katib (Arab), kerani, klerek (arkais),
panitera, sekretaris, setia usaha.
Beberapa istilah
baru sekali ini aku dengar. Beberapa pula sudah akrab di telinga. Pernah dengar
panggilan, "Pak Carik"? Di desaku panggilan itu biasa orang tunjukkan
untuk bapak sekretaris desa yang memang pekerjaan mencatat segala kegiatan yang
terjadi di desa kami.
Pelukis dan
penggambar kadangkala juga dimasukkan sebagai padan kata penulis.
Pada umumnya
seorang penulis harus memiliki tiga keterampilan dasar:
Keterampilan
berbahasa dalam merekam bentuk lisan ke tulisan, termasuk kemampuan menggunakan
ejaan, tanda baca, dan pemilihan kata.
Keterampilan
penyajian, seperti pengembangan paragraf, merinci pokok bahasa menjadi sub
bahasan pokok, dan susunan secara sistematis.
Keterampilan
perwajahan, termasuk kemampuan pengaturan tipografi seperti penyusunan format,
jenis huruf, kertas, tabel dan lain sebagainya.
Tiga
keterampilan tersebut juga harus dimiliki oleh seorang guru yang juga mempunyai
passion dalam menulis sepertiku. Menulis yang semula kukira sulit, ternyata
menjadi mudah dengan belajar, belajar dan terus belajar. Bergaul, bergaul
da terus bergaul. Tersenyum, tersenyum
dan terus tersenyum. Seperti apapun yang terjadi denganku, hingga detik ini.
Kuanggap semuanya adalah pembelajaran dalam hidup. Sama seperti ketika aku
belajar bersama anak-anak setiap harinya.
Aku mendapatkan
ide menuliskan, menulis semudah tersenyum igu spontan. Dan ternyata, setelah
kucari referensi contoh tulisannya ada. Buktinya aku jadi ingin menuliskannya
kemudian.
Laman web guru
jempol milik Rani Chaerani yang ternyata seorang guru juga, sepertiku
menggambarkan saat setiap menyambut siswa datang ke sekolah, selain memberikan
salam, pastikan bibir sang guru-guru
tersenyum merekah, lebih tepatnya merekah sempurna.
"Senyumnya
mana?" setiap ada siswa yang bersalaman dengan wajah cemberut atau sedih
untuk membantu siswa terbuka pintu gerbang otak reptilnya.
Menurut teori
otak, jika hati senang maka otak terbuka, jadi akan lancar suatu kegiatan jika
kita dalam keadaan senang, betul ga yaa?
Kata orang
menulis itu susah sekali, tapi cobalah "be postive be positive, ya!"
Kata orang
menulis itu mudah, apa iya? Kalau dulu aku jawab iya. Kalau sekarang aku jawab
sebaliknya. Sekarang dalam satu jam tanpa jeda, jika dalam keadaan kondusif
tanpa halangan dan rintangan, aku bisa menuliskan lebih dari 1000 kata.
Tulis saja dulu.
Edit, belakangan. Ungkap saja apa yang ada di otak dan pikiran.
Kenapa kemudian
saat senyum dan menulis dihubungkan dengan cara kerja otak, cara informasi
masuk ke dalam otak?
Karena dalam
kepala kita ada tiga otak yaitu otak reptil, otak limbik dan otak neocortex.
Otak reptil
diibaratkan sang penjaga pintu gerbang, informasi akan diiznkan masuk ke otak
limbik jika menurut otak reptil sang penjaga, lingkungan fisik disekelilingnya
aman dan nyaman dilihat dan dirasakan karena itu cari tempat dan posisi yang
aman dan nyaman untuk menulis.
Otak limbik
berfungsi sebagai pengatur emosi, jika kita melakukan kegiatan menulis
melibatkan emosi yang mendalam, kita akan mudah mengingat hal-hal yang akan
ditulis dan lancar melakukannya. pada saat inilah terus menulis dan menulis.
jika perlu tutup tulisan sebelumnya agar tulisan kita terus mengalir kata demi
kata dengan lancar tanpa mengedit yaa. Pastikan emosi tetap terjaga yaitu
senang melakukan, setelah itu barulah si otak limbik akan memberikan sinyal ke
otak neocortex untuk terbuka dan mengolah informasi, pada saat itu waktu yang
tepat untuk edit tulisan kita dari awal paragraf.
Secara garis
besar bisa disimpulkan bahwa menulis dan tersenyum sama-sama sebuah ekspresi
untuk mengungkapkan sesuatu.
Menulis adalah cara berekspresi dengan tulisan. Tersenyum adalah cara berekspresi menggunakan raut wajah.
Menulis itu
mudah. Tersenyum juga mudah. Keduanya hanya membutuhkan niat dan semangat.
Niat untuk
menulis akan membuat kita mengabadikan cerita menjadi kisah yang mungkin suatu
saat akan menjadi bagian dari sejarah. Sejarah hidup kita sendiri, ataupun
sejarah yang bisa dijadikan referensi.
Niat untuk
tersenyum akan membuat kita mengukir keceriaan atas kisah yang terjadi dengan
hidup. Entah itu suka, ataupun duka. Percayalah, senyum akan membuat kita kuat
apapun yang terjadi.
Semangat untuk
menulis akan membuat kita bisa mewujudkan apapun mimpi yang dicitakan. Meskipun
butuh banyak konsistensi dan konsekuensi yang harus diperjuangkan. Apalagi jika
teman-teman termasuk orang dengan banyak tugas dalam keseharian.
Semangat untuk
tersenyum akan membuat hari kita indah, hati kita tenang dan orang di sekitar
nyaman. Meskipun butuh banyak perjuangan dan pengorbanan yang harus disertakan.
Apalagi jika kamu termasuk orang yang susah untuk tersenyum dalam kebiasaan.
Menulislah
dengan penuh semangat untuk menghadirkan senyum bagi diri sendiri dan semua
orang. Karena jika itu dilakukan, kebahagiaan itu akan sempurna menjadi
milikmu. Karena senyum adalah sedekah paling mudah.
Mulailah
tersenyum sejak saat ini, karena ianya akan menghadirkan keridhaan dari semua
orang dan keridhaan-Nya. Siapa yang tidak mau?
Maka
tersenyumlah teman-teman calon penulis hebat jika kita ingin melakukan kegiatan
menulis, kegiatan menginspirasi orang lewat tulisan kita. hati senang otak
terbuka, hati sedih otak tertutup, jadi jika mentok inspirasi hendaklah tarik
nafas sambIl tersenyum, mudahkan?
Yuk teman-teman
menulislah, ternyata benar menulis itu mudah, semudah kita tersenyum. Semangat
mencoba yaa!
Khusus untuk Grup Tokyo, ada Sharing Ibu Jesi mengenai hal ini, besok hari Ahad tanggal 6 Oktober 2019 mulai pukul 10.00 WIB. Atau jika mungkin, nanti malam saja apa ya? Sebab di Rumah Clever juga sedang sibuk ternyata. Agenda aqiqah Baby Gema.
Mohon do'anya ya, semoga semua acara lancar dan sukses tanpa ekses. Aamiin...
Keep Writing,
Keep Fighting!
Keep Calm and Strong!
Tersenyum dan menulisnya mudah, yang susah adalah yang membuat kita tersenyum dan menulisnya ππππ
BalasHapusUyee, tersenyum saat rampung menulis, tp pas baca ulang ... π
BalasHapusππselalu tersenyum saat selesai nulis. Tetapi untuk mengawali nulis ... ππ±π€£
BalasHapusAku merasa ini masuk akal. Ksrena akan ada suatu hari kita menikmati dengan serius semua hal yang telah ditulis.
BalasHapusSemudah membalik telapak tangan, nemukan ide itu yang josh
BalasHapus