Resolusi Menulis 2020


Tantangan Pekan Keempat
Resolusi Menulis 2020
Oleh Ibu Jesi

Bismillah
Alhamdulillah

Sampai juga di penghujung tahun 2019 dan pekan terakhir Kelas Non Fiksi Odop 7. Puji syukur hari demi hari bisa terlewati dengan baik, meski ada beberapa kali harus bayar utang, tapi tantangan itu akhirnya bisa diselesaikan.

Pernahkah, Yahnda Bunda dan teman-teman semua sehari menulis empat postingan sekaligus? Ah, rasanya pengalaman adalah guru yang terbaik. Manfaatkanlah masa longgarmu sebelum datang masa sempitmu. Masa-masa di mana untuk menulis saja, kamu akan benar-benar seperti berburu dengan waktu.

Percayalah, hidup itu ujian. Alhamdulillah, ujian demi ujian sepanjang tahun ini bisa terlewati dengan baik. Ujian demi ujian dalam dunia kerja, rumah tangga, sahabat, teman, kerabat atau siapapun, itu sudah biasa. Kuncinya hanya satu, sabar, sabar dan sabar.

Kan, katanya ada yang bilang, orang sabar itu titik-titiknya lebar. Silakan jawab sendiri ya, titik-titik itu isinya apa.

Percayalah, hidup itu ujian. Ujian demi ujian dalam dunia menulis aku menyebutnya sebagai tantangan demi tantangan.

Apa saja tantangan menulisku tahun ini?


Tiga buku solo berhasil kuselesaikan. Buku perdana berjudul Isa Bella. Sebuah novel berisi kisah dua kota dua negara. Buku kedua berjudul Staring. Sebuah kumcer berisi kumpulan tulisanku di blog pribadi  selama bulan Ramadhan tahun 2019 ini. Buku ketiga berjudul Iam Prana. Sebuah komik berlatar belakang sejarah daerah Cilacap Bercahaya.

Masing-masing buku mempunyai ceritanya sendiri. Isa Bella yang kutulis selama satu bulan setengah terbit di bawah naungan penerbit Sanggar Caraka. Adalah buah kerja kerasku mengikuti kelas Nulis Aja Academy Batch 3. Yang kemudian membawaku menjadi dosen pembimbing di batch 4.



Isa Bella juga membawaku bisa live on air untuk pertama kali di Yes Radio, Kebanggan Cilacap pada bulan Agustus 2019 lalu. Bersama Ayah Jose, aku benar-benar merasa luar biasa. Inilah momen awal terbukanya pintu untuk menjalin hubungan baik dengan sesama pegiat literasi di daerah Cilacap Bercahaya. Setelah sebelumnya sempat menjadi bagian penting dari acara Grand Opening Gramedia Cilacap atas usulan dari Mbak Gita Fetty Utami. (Terimakasih ya Mbak.)



Staring atau akronim dari Selesaikan Tantangan Raih Kemenangan, adalah buku keduaku yang judulnya sendiri terinspirasi dari sebuah truk yang melintas di depanku, saat aku mengendarai sepada motor satu hari. Sebenarnya ide ini murni aku ajukan sebagai judul antologi event RWC (Ramadhan Writing Challenge) Grup Halimah bulan Ramadhan kemarin. (Mbak Renitasari Oktaviastuti mungkin masih ingat semuanya?)

Staring terbit di bawah naungan penerbit Embrio yang dalam hal ini aku mendapat rezeki berupa voucher penerbitan 50% free oleh Cak Heru, ketua Odop Angkatan Pertama. Puji syukur, hubungan baik dengan sebuah penerbit pun mulai terbuka jalannya.

Lalu, bagaimana dengan buku ketiga? Komik Iam Prana adalah hasil karya yang kubuat hanya dalam 10 hari setelah tiga hari sebelumnya aku dan 20 teman-teman Cilacap Heritage Fellowship Program belajar sejarah daerah Cilacap Bercahaya di tiga tempat yang berbeda.



Iam Prana dicetak langsung oleh Sangkanparan yang telah bekerja sama dengan Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan dibagikan gratis untuk kalangan umum.

Tiga buku membawa ceritanya sendiri. Bahkan tahun ini akan kututup manis dengan live on air keduaku di Yes Radio untuk Bedah Bukuku yang kedua. Yahnda Bunda masih ingat tidak apa judulnya?

Selain tiga buku solo, tahun ini ada 8 buku antologi yang bisa kuselesaikan juga. Total ada 25 buku antologi yang sudah cetak dengan namaku ada diantara penulis-penulis yang luar biasa. Yang paling membuatku masih tak percaya juga hingga ini, belum lama buku antologi dengan namaku terpampang tunggal di dalam cover, ada nama Ayah Jose mengiringi. 

Iya. Buku antologi keduapuluhlimaku menjadi antologi pertama untuk suamiku tercinta. Selamat sayang, engkau memang selalu indah untuk kubanggakan.

Apa saja tantangan menulisku tahun depan?


PJ kelas non fiksi menyebutnya resolusi menulis 2020. Re itu kembali, sedangkan solusi adalah jalan keluar. Jadi, resolusi adalah jalan keluar terbaik yang akan membawaku terus menulis di tahun 2020 yang tinggal setengah bulan lagi sudah datang.

Jalan keluar terbaik mungkin bisa disederhanakan maksudnya menjadi, tantangan menulisku tahun depan. Oke. Aku akan menantang diriku sendiri untuk terus menulis dan berkarya. Setahun kemarin aku berniat untuk bisa membuat PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai salah satu syarat untuk kenaikan pangkat. So, Apakah 2020 menjadi tahun untukku merealisasikannya?

Bismillah saja. Kuniatkan dengan kesungguhan hati yang sebenar-benarnya. Selain itu aku akan tetap menulis dalam proyek antologi dan solo yang sebenarnya sudah ada banyak draft, tapi masih juga terkendala waktu eksekusinya. Percayalah hidup itu ujian. Saat harus membagi konsentrasi dengan tugas negara yang benar-benar menguras tenaga pikiran, aku harus benar-benar memaksimalkan kesempatan.

Apakah masih ada yang bisa kutambahkan? Sebenarnya banyak. Kapan waktu deh boleh disambung kemudian.

Betty Clever
Betty Clever Lifestyle Blogger

Posting Komentar untuk "Resolusi Menulis 2020"