Menggali Ide Menulis Bersama Ibu Jesi Jesa

 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Apa kabar teman-teman semua? Ibu Jesi Jesa kembali datang setelah dua tahun lebih vakum atau hiatus. Tulisan ini dibuat sebagai materi utama dalam sesi kelas Menggali Ide Nulis Aja Community Batch 9.


Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, ide adalah rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita. Rancangan ini menjadi dasar dalam melakukan segala hal. Dalam urusan tulis menulis, ia dikaitkan erat sebagai modal dasar agar tulisan bisa terus mengalir tanpa tersendat sedikitpun.

Menggali ide berasal dari dua kata yaitu menggali dan ide. Menggali itu sendiri berasal dari kata gali yang ditambah oleh awalan me yang berubah menjadi meng-, sebab diikuti dengan kata dasar yang berawalan 5 huruf vokal dan 5 huruf konsonan yaitu huruf a, i, u, e, o dan g, h, k, q, x.

Dalam artian mendasar awalan me- digunakan untuk membentuk kata kerja. Ini semakin mengerucutkan keyakinan bahwa menggali ide menjadi kegiatan awal yang seharusnya ada dalam perencanaan kegiatan menulis yang jangka panjangnya akan diterbitkan menjadi buku kemudian.

Bicara soal menggali ide, ide itu ada banyak di sekitar kita. Ide itu bisa muncul dan datang kapan saja tanpa bisa kita batasi. Ibu Jesi Jesa sendiri sering menemui ide saat:

1.    Beraktivitas Sehari-sehari

Kegiatan sehari-hari menjadi aktivitas yang kita lakukan selama 24 jam sehari semalam. Mulai dari bangun tidur sampai bangun tidur kembali. Saat pagi menjelang, ketika bangun dari pembaringan bisa saja kita bermimpi, entah baik atau buruk memori cerita akan terekam. Yang kemudian bisa diceritakan atau tidak itu menjadi pilihan. Pernah suatu hari saya sendiri sangat mengingat mimpi yang kemudian menginspirasi saya untuk membuat cerita.

Saat para ibu mempersiapkan menu sarapan pagi, bisa jadi resep-resep yang disajikan dikumpulkan untuk dijadikan buku resep makanan favorit keluarga.

Ketika para ayah bersiap untuk bekerja bisa juga itu menjadi sumber inspirasi. Oh, iya saya jadi ingat jika ide itu bisa juga disebut sebagai inspirasi.

Inspirasi bisa datang kapan saja. begitu para ibu selesai membuat masakan, lalu beberes rumah dan mungkin bisa me-time, ini juga bisa dijadikan sumber ide yang kaya dan melimpah ruah.

2.    Melamun

Hei, jangan dipikir melamun itu tidak berguna teman-teman? Melamun itu jelas ada manfaatnya. Saat idemu belum muncul dan tiba-tiba kamu menatap jauh ke depan tanpa tentu arah. Kemudian bayangan-bayangan hadir begitu saja di mata dan pikiran. Itu pasti lamunan.

Lamunan hampir mirip dengan berandai-andai, atau bisa disebut juga dengan berkhayal. Ya, tapi berkhayal si boleh saja asalkan ada batasnya. Jangan sampai melamun berlarut-larut sebab dunia tulis menulis berada dalam dunia nyata.

3.    Insomnia

Teman-teman pernah mengalami susah tidur di malam hari? Saya sering mengalami hal tersebut. Sejak hamil anak pertama saya sudah sering mengalaminya. Saat umur kandungan tujuh bulan lebih sampai melahirkan, setiap malam saya tidak bisa tidur. Saya alihkan ke kegiatan menulis. Sampai anak saya diberi nama saya berhasil menerbitkan buku solo perdana.

Ketika hamil anak kedua, insomnia saya lebih parah. Anak lelaki super mengajakku begadang setiap malam sejak umur empat bulan di dalam kandungan. Dari usaha mengisi kegiatan, saya berhasil menerbitkan dua buku begitu anak saya lahir dengan sehat dan selamat. Mengalihkan insomnia dengan kegiatan menulis jelas begitu menarik untuk bukan?

4.    Membaca buku

Saat idemu belum muncul atau idemu tiba-tiba berhenti di tengah jalan saat teman-teman sudah memulai menulis, ambil jeda sebentar atau jeda yang dirasa cukup untuk mengembalikan mood menulis dengan membaca buku. Banyak sekali buku-buku bagus yang tersedia di perpusnas online. Atau jika teman-teman berada dekat dengan perpustakaan daerah, silakan saja bertandang, alih-alih membeli buku berbayar, kita bisa meminjam beberapa buku kemudian dikembalikan pada waktu yang sudah dijadwalkan. Tentu saja bisa diniatkan sekalian refreshing bukan?

5.    Menonton Film

Nah, hobi menonton film muncul begitu saja ketika jeda menulis saya terlalu lama. Entah mengapa belakangan saya terpesona pada drama Korea dan drama China (Tiongkok). Begitu banyak judul yang saya lihat, dan heran pada setiap film yang saya lihat, saya tidak pernah skip atau menjeda. Begitu asyik menyimak detik demi detik alur yang disajikan meski jelas akan menyita banyak waktu istirahat. Saya menggunakan waktu insomnia saya untuk mengejar ending drama.

Secara adat istiadat dan kebiasaan memang sangat berbeda, namun buat saya yang sudah berumur dewasa, menonton film jelas bisa menjadi hiburan yang ambil saja pesan postifinya daripada pesan negatif yang tidak perlu diingat sedikitpun.

Apa ada yang penasaran dengan film apa saja yang sudah saya tonton selama beberapa bulan belakangan? Saya niatkan akan saya tuliskan dalam postingan lain setelah tulisan ini. Insyallah…

6.    Menulis Diary

Teman-teman sampai saat ini masih menulis diary? Diary itu apa sih? Diary itu semacam catatan harian berkaitan dengan apapun yang terjadi. Semua yang terjadi, atau hanya semua yang berkesan dituliskan. Saya bahkan masih menyimpan diary semasa SMA, dari masa itulah sebenarnya bakat menulis saya dimulai. Saya baru menyadarinya kini. Pun ketika buku diary ini berpindah menjadi menulis di aplikasi, saya mempunyai aplikasi menulis di gadget yang dari sanalah, buku-buku solo dan antologi saya lahir. Jadi jangan ragu untuk menulis diary atau catatan, sebab dari catatan-catatan tersebut siapa tahu ide segar muncul secara alami dan menjadi tema fresh yang tidak semua orang memiliki.

7.    Mengobrol

Nah, teman-teman. Mengobrol itu asyik? Bahkan jika hanya dilakukan dengan satu orang lain, itu disebut dengan dialog. Dialog-dialog yang kita lakukan tidak harus secara langsung kita lakukan. Bahkan dengan mode kekinian berupa video call, atau pertemuan online jelas sangat mungkin itu terjadi bukan?

Saya sendiri semalam mengalami, saat sedang sibuk berkegiatan di dapur, saya membalas chat WhatsApp dari adik yang nun jauh di sana dengan voicenote. Ya, mendengarkan rekaman suara secara bersahutan untuk membahas topik yang relevan itu mengasyikkan. Dan ini jarang-jarang saya lakukan. Jika tak sempat membalas pesan, saya pastikan akan segera menguhubungi dengan menelepon kemudian.

Mengobrol juga tidak harus dengan suara, dengan aplikasi berlogo telepon berwarna hijau kitab bisa sering-sering chat. Dari sana muncul banyak ide dari obrolan yang ngalor-ngidul misalnya. Apalagi jika chat itu dilakukan dengan orang yang biasa kita ajak curhat, ngobrol tanpa banyak kikuk dan megalir begitu saja. Eits, tapi tetap harus jaga norma kesopanan ya. Meski tidak ada sensor di sana obrolan kita tetap tidak boleh menjurus ke niat negatif. Jaga aman dengan curhat kepada orang yang benar-benar kita percaya. Kalau saya sendiri, jelas teman curhat hanya suami. Trully…

Bagaimana teman-teman? Setelah membaca uraian di atas, apakah sudah mengalir ide dengan deras untuk kegiatan menulismu? Jika belum, yuk diskusi di kolom komentar. Terutama untuk member NAC Batch 9 yang sedang dalam masa mentoring.

 

Ditunggu yess!

Betty Clever
Betty Clever Lifestyle Blogger

Posting Komentar untuk "Menggali Ide Menulis Bersama Ibu Jesi Jesa"